Kalo kamu orang Bandung, pasti sering baca stiker (buat yang gatau, stiker itu nama lainnya gambar tempel) dengan tulisan “MOTOR AING ย KUMAHA AING” misalnya kaya begini
tulisannya rada rege-rege, tapi ya kebaca lah ya
Motor aing kumaha aing = motor saya ya gimana saya = my ride, my way
Kalo saya ngartiinnya, mereka merepresentasikan kecintaannya ama si motor. Entah itu motor mau bajred, kinclong mempesona atau modif berlebihan, mereka ga peduli apa kata orang. “Ini motor saya, yang bawa saya tiap hari bolak balik Margahayu-Lembang buat kuliah ama ngejemput si bebeb. Biarpun stang bengkok, cat molotok, tapi dia berjasa bikin saya jadi sarjana” misal..
Saya juga punya barang yang saya sayang banget biarpun bentuknya udah ga karu2an. Misalnya kaya tas selempang saya yang ijo. Umurnya udah hampir 7 taun, warnanya udah bladus karena keseringan keujanan dan kepanasan. Dia udah ikut saya kemana2,dia kenal ama HP saya mulai dari N-Gage sampe E71 yang sekarang. Dia juga udah jadi saksi rumah saya kebanjiran beberapa kali, untungnya ga pernah palid kalo banjir ๐ Dia pernah ikut saya keliling bandung, ke jakarta, ke bogor. Saya sayaaaaang banget ama tas ijo ini, dan ga berniat buat nyari lagi
si tas ijo
Karena dia masih fungsional, saya juga suka warnanya dan bentuknya yang simpel (biarpun ga trendi, aih..), dan saya beli dia pake uang sendiri. agh, berapa ya harganya? pokonya waktu itu berasa mahaal banget buat saya yang masih mahasiswa dengan subsidi yayasan ayah bunda
Nah sekarang, pertanyaan yang menggantung di kepala saya adalah :
Kenapa, orang bisa sayang banget ama benda, ga peduli bentuknya kaya gimana. Tapi bisa benci banget ama bentuk fisik (baca:badan) yang jelas-jelas sempurna, didesain oleh Allah, cuma karena tidak sesuai dengan stigma cantik/ganteng yang dibuat orang?
Most guy will says that :
“kalo kata guweh yah, cewek cantik itu LANGSING, PUTIH, rambut PANJANG, kulit MULUS, sizenya 11 12 ama farah Quinn lah THIS IS IT!!”
and Most girl will says that :
“Hmm, aku sih sukanya cowok yang TINGGI, bahunya BIDANG, tulang rahangnya TEGAS, WANGI, PUTIH tapi jangan terlalu putih ntar kaya gay jadinyaa, perutnya SIX-PACK, kyaaaaaa.. jadi aku merasa aman gitu kalo dipeluk ama diaa”
And I would say, HEY CUT IT OFF!!!
Bukannya saya ga mengakui kalo definisi orang-orang kebanyakan tentang cantik ato ganteng itu ga sesuai. Iya oke, Sandra Dewi, Heidi Klum, Lilly Cole itu cantik. Darius, Ashton Kutcher, Hugh Jackman itu ganteng. Dan di sisi lain, ga sedikit orang yang bilang kalo Seal sangat beruntung bisa mendapatkan Heidi Klum. Beruntung dalam artian perbandingan fisik. You people, are shallow
Jelas, orang-orang menyimpulkan definisi ini berdasarkan apa yang mereka lihat setiap hari. Apa yang mayoritas disebut cantik, ya itulah definisi yang benar.
- Iklan P*nds bilang kalo cewek itu harus berkulit putih, mulus dan bebas jerawat, baru deh bisa dilirik ama cowok yang dia suka. Tapi dia ga cerita kelanjutannya, saat si cewek kembali berjerawat dan menghitam (misalnya karena kuliah lapangan – aw, curhat!), cowok ganteng impiannya bakal kabur karena yang dia suka ya cewek muluss.
- Iklan C*tra memperlihatkan Acha si hitam yang sekarang jadi putih akhirnya dilirik ama cowok ganteng. Pas dia item mah, boro borooo
- Iklan ย Sk*n Wh*te memperlihatkan cewek tukang olahraga, ga diliat samasekali ama cowok ganteng nan populer di sekolah karena kulitnya item. Dan waktu dia jadi putih, cowok2 jadi ngaanntrriii
Hm, iyalah! Namanya juga iklan, kalo ga persuasif ya mana ada yang mau beli produknya. Makanya harus dibikin sedramatis mungkin, biar orang2 percaya pemakaian produk yang dijual bisa bikin cantik. “It can boooossssttt your beauty!” they said. Padahal, pembuat iklannya aja bilang kalo iklan itu 99% bohong
Bule-bule sampe ngecat badan segala demi kulit berwarna tembaga. Orang Indoensia rela bleaching kulit demi terlihat lebih putih
Ribuan bahkan ratusan ribu perempuan rela memasang implan demi payudara yang lebih besar, karena mereka percaya “guy loves big breast. Bigger = better “. Ribuan lainnya akan melakukan apapun untuk mendapatkan payudara yang lebih kecil karena sejak pubertas, mereka tidak pernah berhenti membesar. Dan ribuan lainnya terpaksa merelakan payurdaranya diangkat karena kanker
Ada orang yang rela memasang pin besi diantara tulang keringnya, menahan sakit selama bertahun2, kembali belajar berjalan demi mendapatkan badan yang lebih tinggi, karena tinggi = cantik. Beberapa orang yang lain minder dan merasa seperti monster karena tinggi badan yang melebihi standar
Isn’t it ironic, don’t you think?
Saya belajar, bahwa setiap orang punya definisi cantik yang berbeda.
Saya belajar, bahwa saya terlahir cantik dan sempurna. Saya adalah hasil desain dari Allah, dan saya percaya Dia memberikan yang terbaik untuk saya, karena Dia Maha Penyayang, Dia Maha Tahu.
Saya belajar, menjadi cantik bukanlah untuk orang lain. Bukan untuk menuai pujian. Tapi semata untuk saya
Saya belajar, bahwa pendapat mayoritas tidak selalu benar
Saya belajar menyayangi diri saya, menjadikannya fungsional, bukan sebagai alat untuk memenuhi definisi standar mainstream
I will stick out my chin, and grin, and say : “Badan aing, kumaha aing!”
I am beautiful, no matter what they say.. ๐